Sejarah Letusan Gunung Krakatau Sampai Bumi Gelap Mencekam

Besarnya sejarah letusan Gunung Krakatau membuatnya terbaik menjadi Rakata, Panjang, Sertung dan Anak Krakatau. Untuk tiga pulau pertama menjadi sisa pembentukan kaldera. Sedangkan Anak Krakatau tumbuh dari 20 Januari 1930.

Letaknya ada di perairan Selat Sunda yakni sebelah timur Sumatera dan barat Jawa. Erupsinya dahsyat sehingga sejarahnya sangat mengerikan. Belum lagi memiliki efek yang buruk dan menyebabkan kengerian bagi masyarakat.

Sejarah Letusan Gunung Krakatau yang Dahsyat Bagi Dunia

Pada 416 SM, Krakatau terbentuk dan memiliki ketinggian hingga 813 mdpl. Meletusnya gunung tersebut menyebabkan munculnya perubahan iklim secara global. Bahkan membuatnya gelap tanpa cahaya sehingga menyeramkan. Dalam sejarah letusan Gunung Krakatau menyebabkan tsunami berskala besar. Belum lagi pembentukan kaldera hingga 4 jumlahnya. Sebelum paroksismal kedua, muncul erupsi kembali yang menimbulkan kerucut Danan, Perbuatan dan Rakata.

Letusan paroksismal ini sendiri terjadi tepatnya pada 27 Agustus 1883. Faktanya menjadi letusan terbesar dalam sejarah dunia. Apalagi sampai melontarkan rempah vulkanik yang memiliki volume hingga 18km3. Selain itu ketinggian asapnya 80km dengan tsunami setinggi 30m. Hal ini terjadi di sepanjang pantai barat Banten maupun pantai Selatan Lampung. Tentu menyebabkan 297 kota kecil disekitarnya menjadi hancur lebur.

Bukan hanya itu, jumlah korban tewasnya sangat besar yakni mencapai 36.417 jiwa. Menurut perkiraan pada Sumatera sebelah selatan menewaskan 2.000 orang. Sedangkan antara pulau-pulau lain disekitarnya menewaskan 3.150 orang. Dalam sejarah letusan Gunung Krakatau, menyebabkan dua pertiga bagiannya menjadi runtuh. Bahkan terdapat erupsi berantai sehingga pulau sekelilingnya lenyap. Gelombang raksasa juga menjadi alawan kenapa banyak korban jiwa.

Selain itu dalam sejarahnya meletus sampai 100 kali. Sejak 2.000 tahun lalu bukan termasuk gunung tenang. Terbukti dari abad ke-3, 9, 10, 11, 12, 14, 16 hingga 17 terus bergejolak. Beberapa erupsi inilah yang diikuti juga terbentuknya kerucut Rakata hingga Danan. Setelah meletus pada 1883, sebenarnya cukup tenang dari 1884-1927. Meski dianggap beristirahat tapi tetap menyimpan kekuatan yang besar.

Efek Letusan Menyebabkan Lahirnya Gunung Anak Krakatau

Kelahiran Gunung Anak Krakatau menjadi dampak sejarah letusan Gunung Krakatau yang cukup megah. Sebenarnya Krakatau sudah tenang antara Februari 1884 hingga Juni 1927 lalu hadir erupsi di 11 Juni 1930.  Dalam erupsi tersebut memiliki komposisi berupa magma basa di mana muncul pada pusat kompleknya. Inilah yang menjadi penyebab kelahiran Gunung Anak Krakatau. Sebenarnya terdapat banyak erupsi terjadi semasa erupsi tersebut.

Karena bermunculan letusan terus menerus, menyebabkan ukurannya semakin besar. Bahkan tumbuh lebih tinggi hingga membentur kerucut dengan ketinggian 300m. Selain itu area taklukannya juga meluas setelah serangkaian erupsi. Sejak masa kelahirannya tersebut, erupsi sebenarnya terus menerus berlanjut. Setidaknya telah tercatat terdapat lebih dari 100 kali dengan sifat berbeda-beda.

Seringkali erupsi ini berbentuk letusan eksplosif maupun elusif.Berdasarkan sejarah letusan Gunung Krakatau, sebenarnya titik erupsinya juga tidak sama. Melainkan sering berpindah tapi masih area tubuh kerucut. Tidak heran banyak yang mengkhawatirkan jika akan meletus kembali. Untuk waktu istirahat Gunung Anak Krakatau sebenarnya cukup panjang. Menurut data berkisar mulai dari 1-8 tahun serta terjadi 4 tahun sekali. Erupsi tersebut dapat menghasilkan letusan abu hingga keluarnya lava.

Kegiatan terbesar yang pernah tercatat terjadi pada 8 November 1992-Juni 2000. Pada masa tersebut terlihat letusan abu besar diikuti lava. Meski begitu sekarang menjadi salah satu tempat wisata populer. Apalagi memiliki luas 320 hektare sehingga menjadi tempat pendakian populer. Selain itu digunakan untuk meneliti gunung api. Terlebih statusnya aktif dan kapan saja bisa erupsi sehingga termasuk wilayah tidak berpenghuni.

Letusan Krakatau Membuat Sinar Matahari Tertutup Hingga 2 Hari

Salah satu efek terbesar dalam sejarah letusan Gunung Krakatau adalah dampak debu halusnya. Ternyata beterbangan ke seluruh wilayah bumi. Tidak heran jika menjadi penyebab efek halo dekat matahari hingga bulan. Kemudian membuat sinar matahari terbenam setidaknya selama dua hari lebih. Pastinya menjadi hari tergelap di dunia yang disebabkan oleh bencana alam. Hal ini tercatatkan dalam National Centre for Enviromental Information.

Penyebaran abu sebenarnya mencapai 800 ribu persegi sehingga sangat megah. Bahkan menjadi filter radiasi matahari yang menyebabkan penurunan suhu global sampai 0,5 derajat celcius. Setelah beberapa tahun ternyata terus berlanjut. Sejarah letusan Gunung Krakatau tenang setidaknya 5 tahun setelah erupsi dahsyat. Pada 1888 debu halus tidak lagi ditemukan dan dilihat.

Kehidupan menjadi normal kembali walaupun sebelumnya mengalami dampak mematikan. Setelah letusan terbesar terjadi, ketenangan relatif membaik sampai tahun 1920. Pada masa tersebut terdapat aktivitas vulkanik berupa letusan. Kemudian menghasilkan puncak baru yang muncul pada bagian tengah kaldera.

Walaupun pernah meletus, tapi tidak mati melainkan aktif. Tentu melengkapi koleksi gunung aktif di Indonesia yang mencapai 130 gunung. Wajar apabila menjadi negara dengan jumlah gunung aktif terbanyak di dunia. Panjangnya sejarah krakatau tentunya banyak dimasukkan dalam dokumenter. Apalagi melihat dari segi letusannya yang menjadi amat pembinasa umat manusia. Jadi, sejarah letusan Gunung Krakatau terus dipelajari karena kedahsyatannya.