Dampak PP TAPERA bagi perekonomian negara saat ini menjadi salah satu topik pembicaraan hangat di berbagai kalangan. Alasannya karena Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2020 tersebut dianggap memberi lebih banyak dampak negatif dibanding positif.
Peraturan tersebut membahas tentang Tabungan Perumahan Rakyat atau TAPERA. Tujuan utamanya adalah menyediakan solusi bagi masyarakat dengan penghasilan rendah supaya bisa memiliki hunian sendiri.
Program TAPERA sendiri dijalankan dengan cara memotong penghasilan kemudian ditabung dan dijadikan sebagai tabungan untuk membangun rumah. Berikut penjelasan secara lebih rinci tentang pengertian, dampak PP TAPERA bagi perekonomian, dan manfaatnya.
Mengenal Apa Itu PP TAPERA
Peraturan Pemerintah mengenai Tabungan Perumahan Rakyat sebenarnya sudah dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2016. Di sini dijelaskan bahwa ini merupakan sebuah sistem tabungan atau penyimpanan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu.
Hasil tabungan dari program ni nantinya akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan rumah. Tapi jika pemilik tidak berkenan, dana tersebut bisa dikembalikan setelah masa kepesertaan yang disepakati sudah berakhir.
Peserta program ini adalah seluruh warga negara Indonesia serta warga negara asing yang memegang visa bekerja di Indonesia. Peserta meliputii para pekerja atau karyawan, pemberi kerja atau pengusaha, serta pekerja mandiri.
Jadi kesimpulannya dampak PP TAPERA terhadap perekonomian negara cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena peraturan tersebut berpengaruh terhadap penghasilan berbagai kalangan, mulai dari pekerja, pemberi kerja, hingga pekerja mandiri.
Dampak PP TAPERA bagi Karyawan, Pengusaha, dan Negara
Peraturan Pemerintah terkait Tabungan Perumahan Rakyat dapat menimbulkan beberapa dampak yang tidak diinginkan. Salah dampaknya adalah tingkat kesejahteraan pekerja menurun, beriku berbagai pengaruh negatif lainnya.
1. Pengenaan Iuran Otomatis
Pengenaan iuran otomatis adalah akibat pertama yang akan dirasakan oleh para pekerja setelah PP TAPERA disahkan dan diterapkan. Iuran ini otomatis dipotong dari gaji karyawan setiap bulannya dan perusahaan wajib membayar sebanyak 2,5% dari total 3%.
Kemudian sisa iuran yang sudah dibayarkan oleh pemberi kerja harus ditanggung oleh karyawan atau pekerja sendiri. Pemotongan untuk iuran Tabungan Perumahan Rakyat nantinya wajib dimasukkan dalam slip gaji sebagai bentuk transparansi.
2. Penurunan Tingkat Kesejahteraan Pekerja
Dampak PP TAPERA berikutnya adalah penurunan tingkat kesejahteraan pekerja. Alasan utamanya karena pemotongan gaji mencapai 3% tentu akan berbuntut pada pendapatan bulanan para pekerja yang semakin berkurang.
Berkurangnya jumlah gaji bulanan pekerja akhirnya memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan. Pendapatan yang sebelumnya hanya dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan cicilan, sekarang harus dikurangi untuk iuran.
3. Kemungkinan Pengurangan Tenaga Kerja
Kemungkinan pengurangan tenaga kerja juga termasuk dampak PP TAPERA yang tidak boleh disepelekan. Bahkan Direktur Eksekutif Celios menyampaikan bahwa penerapan program ini bisa menyebabkan sekitar 466 ribu pekerjaan hilang.
Penyebab kondisi ini adalah pengurangan konsumsi dan investasi dari perusahaan yang diwajibkan membayar iuran atas nama pegawai. Dari sini dapat disimpulkan bahwa program ini dapat meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia.
4. Risiko Penurunan Pendapatan Nasional
Pelaksanaan program Tabungan Perumahan Rakyat juga berisiko menurunkan pendapat nasional. Kondisi tersebut disebabkan oleh pembayaran iuran yang berpotensi mengurangi jumlah pendapatan pekerja maupun pekerja mandiri.
Ketika pendapatan semakin sedikit, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga akan ikut mengalami penurunan. Bahkan penurunan pendapatan ini diperkirakan mencapai sekitar Rp1,21 triliun dan jumlahnya juga bisa menjadi semakin besar.
5. Risiko Inflasi
Dampak PP TAPERA terakhir adalah kemungkinan menyebabkan inflasi karena nilai uang yang terus menurun. Kemungkinan ini juga didukung oleh pertanyaan tentang apakah harga rumah dalam 10 tahun kedepan akan tetap sama.
Jika sampai terjadi inflasi, maka dikhawatirkan perusahaan akan mengurangi produksi perumahan tersebut. Hal tersebut kemudian menyebabkan kerugian tidak hanya bagi peserta yang menabung tetapi juga bagi negara.
Dapat disimpulkan bahwa dampak PP TAPERA tidak akan hanya dirasakan oleh para pekerja dan pekerja mandiri. Tetapi pengusaha atau pemberi kerja juga bisa ikut mendapatkan kesulitan jika program ini tidak dipertimbangkan kembali sebelum dijalankan.
Manfaat dan Ketentuan TAPERA
Selain memberikan dampak yang dianggap kurang baik, program TAPERA juga memiliki beberapa manfaat. Salah satunya adalah memudahkan para anggota yang membayar iuran untuk mengambil cicilan rumah dengan harga lebih terjangkau.
Selain itu para anggota nantinya bisa mendapatkan cicilan dengan suku bunga rendah. Dana tersebut juga multifungsi, jadi selain mencicil atau membangun rumah Anda bisa menggunakannya untuk memperbaiki atau renovasi bangunan.
Jenis rumah yang bisa didapatkan oleh peserta program TAPERA juga cukup beragam. Beberapa di antaranya adalah rumah tunggal, rumah susun, rumah, deret, dan berbagai bangunan lain sejenisnya.
Kesimpulannya program dan peraturan pemerintah terkait Tabungan Perumahan Rakyat atau TAPERA ini memiliki dampak negatif juga positif. Namun hingga saat ini dampak PP TAPERA yang berhubungan dengan berkurangnya gaji karyawan lebih banyak dibicarakan.